The Greatest Literary Works

literary works documentation. essay on literature. student paper. etc

Binhad Nurrohmat: "Saut menggonggong, kafilah berlalu.."

Written by eastern writer on Monday, May 19, 2008

Binhad Nurrohmat menanggapi Anugerah Sastra Terburuk: Kakus-Litiwa Award

Jurnal sastra Boemipoetra yang dikelola Wowok Hesti Prabowo dan Saut Situmorang akan menggelar Kakus-Litiwa Award, sebuah parodi untuk menyindir acara tahunan bergengsi Khatulistiwa Award. Disebutkan dalam siaran pers yang dikirimkan oleh Anuv Chaviddy dari kelompok "sastrawan bermoral", bahwa Binhad Nurrohmat bakal meraih anugerah sastra terburuk untuk buku berjudul "Bau Betina". Uniknya, karya Binhad itu sendiri masuk nominasi dalam Khatulistiwa Award yang pemenangnya akan diumumkan dalam waktu dekat ini.

Menurut Wowok, sebagai pemenang Binhad berhak mendapatkan tropi berupa miniatur kakus dan uang sebesar seratus rupiah. "Buku Bau Betina berhasil menyingkirkan sepuluh nominator buku terburuk tahun ini yang diseleksi oleh para sastrawan Boemipoetra di berbagai kota di Indonesia," ungkap Wowok selaku pemrakarsa Kakus-litiwa Award. Penggunaan istilah "kakus" itu sendiri kemungkinan besar terilhami dari paparan Goenawan Mohamad yang menyebut ledekan-ledekan jurnal Boemipoetra - ditujukan untuk sosok-sosok di Komunitas Utan Kayu - mirip coretan-coretan di tembok kakus.

Berikut tanggapan dari Binhad melalui e-mail:

PARA JAMAAH SEKALIAN,

DENGAN PENUH RASA BANGGA, SAYA MENYEDEKAHKAN ANUGERAH DAN HADIAHNYA UNTUK PANITIA PENYELENGGARANYA...

SALAM,


BINHAD NURROHMAT

________________________


Jurnal Sastra Boemipoetra gelar Kakus-Litiwa Award:
Anugerah Sastra Terburuk

From: Anuv Chaviddy
E-mail: viddyad2@yaho...

DISKUSI MEDIA MASSA ALTERNATIF & PENGANUGERAHAN
KAKUS-LITIWA AWARD

Diskusi bertajuk "Media Massa Alternatif sebagai Media Perjuangan" akan digelar di Perpusda Banten Jl. Saleh Baimin No. 6 Serang-Banten pada Sabtu, 24 November 2007 pukul 13.30. Diskusi yang diadakan oleh Bulletin Teater ActinG dan Jurnal Sastra Boemipoetra ini melibatkan beberapa Media Massa Alternatif lain yang ada di Banten seperti: Banten Muda, Titik Nol, Banten Link.

Akan tampil sebagai pembicara adalah Lee Birkin (ActinG), Wowok Hesti Prabowo (Boemipoetra), Irfan (Banten Muda), Suryadi Sali dan Iman Nur Rosyadi (Banten Link).


Menurut Lee Birkin, tema diskusi ini menarik untuk dibicarakan karena adanya keterlibatan 'wong cilik' yang sedang berbuat sesuatu bagi masyarakat. Lewat media massa wong cilik ini, masyarakat bisa mengetahui kondisi pojok-pojok kehidupan yang tak terberitakan oleh media massa lainnya.

Rencananya, sesudah diskusi akan diadakan penyerahan Anugerah Kakus-litiwa kepada buku sastra terburuk tahun 2007 yang jatuh pada buku berjudul Bau Betina karya Binhad Nurrohmat. "Pemenang Kakus-litiwa Award akan mendapatkan tropi berupa miniatur kakus dan uang sebesar seratus rupiah. Buku Bau Betina berhasil menyingkirkan sepuluh nominator buku terburuk tahun ini yang diseleksi oleh para sastrawan Boemipoetra di berbagai kota di Indonesia," ungkap Wowok selaku pemrakarsa Kakus-litiwa Award.

____________________________

TANGGAPAN

From: Asep Sambodja
E-mail: asepsambodja@yaho...

Apa pun penghargaan yang diberikan kepada seorang sastrawan atau sebuah karya sastra, harus disyukuri oleh penerimanya. Stempel apa pun yang diberikan, apakah sebagai karya terbaik atau karya terburuk, maka dapat dikatakan buku itu telah berhasil mencuri perhatian pembaca. Buku itu telah berhasil mempengaruhi pembacanya. Cap baik atau buruk itu relatif. Secara sadar atau tidak sadar, eksistensi Binhad Nurrohmat ataupun Bau Betina telah terangkat. Jadi, selamat buat Binhad Nurrohmat.

Sejarah mencatat cerpen Langit Makin Mendung yang dihujat atau dilecehkan oleh pembaca hingga saat ini pun masih terus dibicarakan orang. Kita mungkin sadar bahwa pada tahun 1960-an akhir itu banyak sekali cerpen yang ditulis orang, tapi yang terus dibicarakan hingga kini hanya Langit Makin Mendung. Justru karena karya itu dihujat. Jadi, sekali lagi, selamat buat Binhad.

Sukses sampeyan!!!

:) asep sambodja

____________________________

From: Yonathan Rahardjo
E-mail: syairupa@gmai...

betul-betul sakit perutku melihat semua ini.
bukan, bukan karena melihatmu. namun karena aku telah membuahinya. .
dan menjadi sebuah mimpi buruk sepanjang hari.
telah datang ia, masa sakitku yang seperti dulu.
kini ia makin merambat seperti benalu.
makin meludah pada perut,
makin meludah pada mulut,
makin menelan segala akal sehatku entah pergi ke mana.
aku makin tak tahu arah.
gulita menjadi kegelapan panjang.
gelap menjadi sebuah tanda mata di bawah jembatan.
air sungai itu masih meringkuk dalam pelukan kaki-kaki.

kaki apa?

kaki tangan.

salam saya,

____________________________

From: Ifan, Yogyakarta
E-mail: ifan_bucks@yaho...

Dunia ini terlalu sempit untuk berpikir kerdil, Bung. Jangan contohi kami yang muda ini dengan lelucon konyol. Saya melihat jiwa-jiwa yang takut berkompetisi, dan membuat tameng berupa award sastra terburuk "Kakus". Seperti sudah paling hebat saja.

Saya rasa memang benar ungkapan Goenawan Mohamad bahwa mereka hanya corat-coret di tembok kakus - dalam wawancara dengan Boni Triyana dari harian Jurnas.

Tunjukkan kehebatan Anda dengan karya, bukan mencela. Bangsa ini tidak perlu dididik bagaimana cara mencela, tapi ajari kami yang muda ini bagaimana berkarya dengan baik, berkompetisi dengan sehat dan menghargai karya.

Salam.


Ifan
____________________________

From: Hasan Aspahani
E-mail: hasanaspahani@yaho...


Nah, sambil kita melanjutkan cengengesan, dan berbalas makian (serta ancaman), kita tunggu penjelasan dari Jurnal Boemipoetera yang menggagas Kakus-Litiwa Award ini.

Siapa saja yang masuk nominasinya? Kenapa "Bau Betina" menang? Wah, saya yakin penjelasan ini akan banyak manfaatnya buat kebaikan sastra Indonesia.

Mas Wowok? Mas Viddy?

HAH
____________________________

From: Bima Putra
E-mail: thendraloh@yaho...


Binhad, minta tanda tangannya dong, he..he..


Y. Thendra BP

____________________________


From: Warta Banten
E-mail: warta_banten@yaho...

Assalamu ‘alaikum …


Rekan-rekan yang terhormat, adakah yang bisa membantu menjelaskan lebih jauh dan lebih detail kepada kami apa yang dimaksud dengan Anugrah Kakus-litiwa kepada buku sastra terburuk tahun 2007 yang diberikan miniatur kakus dan uang sebesar seratus rupiah.


Apa tujuan dan adakah manfaatnya, kenapa tidak diadakan penyerahan anugerah kepada buku sastra terbaik saja misalnya, tanpa harus ada yang terburuk dengan hadiah seperti diatas.


Mohon bantuan pencerahan dasar pemikiran dan latar belakangnya. Atas bantuan dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.


Wassalam,


Irfan ~ Banten Muda


blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

Related Posts by Categories



  1. 0 komentar: Responses to “ Binhad Nurrohmat: "Saut menggonggong, kafilah berlalu.." ”

Post a Comment

Thanks for your comment. I will reply your comment as soon as possible. I wonder if you would keep contact with this blog.

Quote on Art and Literature

    "There is only one school of literature - that of talent."
~ Vladimir Nabokov (1899 - 1977)



Want to subscribe?

Subscribe in a reader Or, subscribe via email:
Enter your email here:

Top Blogs Top Arts blogs

Google