55 Tahun Taufiq Ismail dalam Sastra Indonesia
Written by eastern writer on Monday, May 19, 2008Empat buku Taufiq Ismail 'Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit' siap diluncurkan di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu (14/5).
Sastrawan terkemuka Indonesia, Taufiq Ismail, tahun 2008 ini sudah 55 tahun berkiprah dalam sastra Indonesia. Menandai itu, Rabu (14/5) di ruang pertemuan Mahkamah Konstitusi, penyair yang menaruh perhatian serius pada masalah sosial dan politik di Tanah Air ini meluncurkan empat buku Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit.
"Untuk mensyukuri 55 tahun kiprah Taufiq Ismail dalam sastra Indonesia, digelar sejumlah kegiatan, yaitu penerbitan kembali semua karya tulisnya, lomba karya tulis mahasiswa tingkat nasional tentang Taufiq Ismail, peluncuran buku, seminar nasional di Jakarta, dan seminar internasional di Padang, Sumatera Barat," kata Fadli Zon, Ketua Panitia.
Taufiq Ismail dalam kiprahnya menulis puisi, esai, cerita pendek, drama, dan laporan jurnalistik, dengan tema yang sangat beragam. Pandangan, sikap, harapan, dan obsesinya terpancar dari karya-karyanya. Lebih dari itu, ia juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial, seperti penangkalan narkoba dan pertukaran pelajar antarnegara.
Buku-buku itu adalah Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit 1 (xxxi+1076 halaman) yang berisi puisi lengkap Taufiq Ismail yang ditulisnya sejak 1953 hingga 2008. Buku Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit 2 (xxxiv+881 halaman) berupa himpunan tulisan kolom dan artikel yang pernah dimuat di beberapa media sejak 1960 hingga 2008. Media tersebut antara lain Horison, Harian KAMI, Tempo, Kompas, Ummat, Republika, dan Sinar Harapan.
Sementara itu, buku Taufiq berjudul Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit 3 (xxxii+880 halaman) memuat laporan perjalanan, obituari, pengantar buku, cerita pendek, dan drama sejak 1960 hingga 2008. Buku Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit 4 (xx +150 halaman) berupa himpunan lirik lagu sejak 1972 hingga 2008 yang dinyanyikan grup musik dan penyanyi solo, antara lain Bimbo, Ahmad Albar, Nicky Astria, Chrisye, dan Gita Gutawa.
Source: www.kompas.com
0 komentar: Responses to “ 55 Tahun Taufiq Ismail dalam Sastra Indonesia ”